Ditulis oleh faizmh™ di/pada Maret 15, 2009
Tak ada seorang pun di dunia yang tak pernah punya impian, karena impianlah yang membuat kita hidup, HARAPAN.
Inti dari hidup adalah beranak-pinak. Bekerja, bersosialisasi, adalah bumbu dari perjalanan hidup hingga akhirnya…mati.
Pernahkah kita melihat realita sekitar? Bocah-bocah kecil tertawa lepas bercanda dengan teman kecil di perempatan jalan sambil menadahkan tangan meminta berapa rupiah dari pengendara. Kemana otak orang tua mereka? Tahukah mereka jika anak-anak itu adalah inti dari tujuan hidupnya?
Sekali berarti, sesudah itu mati. Layaknya sebuah kenikmatan seksual yang dirasakan manusia. Setelah itu, mereka berjalan di dunia itu seperti biasa. Kehidupan itu ada di beberapa lokalisasi prostusi dan pada pelaku prostitusi di belahan dunia. Itu adalah pilihan mereka, bukan karena mereka tak mau bekerja selain itu, tapi ada alasan yg menurut mereka benar untuk melakukan itu. Bukan sebuah kesalahan jika dalam diri mereka merasa benar. Tapi hidup di dunia tak sendiri bukan?
Gajah mati meninggalkan gading, dan tak ada gading yang tak retak. Manusia mati meninggalkan nama dan kenangan baik atau buruk. Layak Chairil Anwar, dikenal dan dibanggakan setelah dia mati. Karna dialah perangkai kata, “Sekali berarti, sesudah itu mati”.
No comments:
Post a Comment