Sebuah narasi: "Yang ada adalah senyum dan tawa ketika dia menceritakan kronologis kecelakaan putranya 25 Juli lalu ketika tertabrak motor dan terseret 5 meter ketika nonton drumband AU, kulitnya rambutnya terkelupas dan sekarang kepalanya diperban. Hati ku miris saat membayangkan bagaimana bila itu terjadi padaku. Namun di wajahnya aku melihat sebuah wajah penuh keikhlasan, tak merasakan bahwa ini adalah cobaan, tapi peristiwa yang terjadi lalu adalah sebuah kenikmatan.
Beliau adalah seorang teman guru saya di sekolah saya mengajar, nama lengkap beliau adalah Maryono Ali Mudhofir, pak maryono begitu beliau akrab dipanggil. Seorang guru di SMK Muhammadiyah di Jogja, dan sekarang mengajar di SMKN 3 Yogyakarta. Pastilah ada alasan kuat ketika saya menulis di blog jurnal pribadi saya ini dan ini sama sekali tidak saya rencanakan, apalagi, saya lagi dikejar deadline untuk membuat paper besok. saya hanya ingin berbagi tentang orang hebat di sekolah saya ini.
Pagi tadi sekitar jam 10an, beliau mampir di ruangan saya, ketemu rekan kerja saya dan sepertinya berbicara mengenai proses akreditasi jurusan yang akan dihadapi awal agustus nanti. Seperti biasa, salam selalu diucapkan ketika masuk di ruangan kami. Tiba-tiba, rekan kerja ku lainnya bertanya tentang kondisi putranya...weh, dalam hati...ada apa ini, kok aku gak tau, sedangkan temenku tau, padahal aku yang lebih sering berinteraksi dengan beliau, lewat FB atau YM.
Kemudian, setelah saya tanya bertanya, beliau menceritakan kepada saya dengan tertawa-tawa dan mengatakan "lucu", ternyata putranya beberapa hari lalu kecelakaan ketika melihat marchingband AU, putranya tertabrak motor dan terseret lima meter, kulit kepalanya mengelupas. Beliau dengan mengatakan kata "lucu", dan tidak menunjukkan wajah kesedihan sedikitpun, namun hal itulah yang membuat kami sedih mendengarkan cerita beliau. Dalam hati,