Social Icons

Pages

Monday, July 27, 2009

Wisudaku



Posted by Picasa

Yudisiumku




Posted by Picasa

Blackberry Bold dan Javelin Gratis Buat Kamu

Ada kesempatan menarik nih, untuk dapetin Blackberry Bold dan Javelin gratis, cuma dengan mengisi pertanyaan survey di bawah ini :

Klik link di bawah ini untuk mengikuti survey RedMango Indonesia:

http://survey.redmangoindonesia.com/?act=MTU5NjY0c3J2eXJlZG1hbmdvaWQ=

Thursday, July 2, 2009

Mood pembimbing adalah faktor keberhasilan skripsi

Ditulis oleh faizmh™ di/pada Januari 16, 2009

Mood. Menurutku itu faktor penentu dalam meraih gelar sarjana. Good Mood pertama-tama emang harus dari kita yg memiliki, the effect is kita jadi semangat ngerjain skripsi. Nah, selanjutnya adalah Good Mood yg paling menentukkan. Good Mood Dosen Pembimbing skripsi.
Aku merasakan banget hal itu. Setelah beberapa hari yg lalu aku mendapatkan dosen pembimbing yg Bad Mood dan membuatku jadi bad mood bbrp hari, akhirnya aku kmrn dapat good mood pembimbing. 3 bab yg ku ajukan lancar terbahas walaupun gak semuanya. Tapi aku mendapatkan banyak clue2 tambahan yg membuat aku bisa bertahan di sidang pendadaran nanti.
Tapi itu baru 1 pembimbing, pembimbing 2 belum, senin besok baru bimbingan, wish me luck!

Blogku adalah Lawan Tandingku

Ditulis oleh faizmh™ di/pada Januari 13, 2009

Bermodal HP N6111 “lungsuran” dan pulsa 5rb, aq pengen bertanding dengan dunia.
Entah kenapa hari ini bener-bener sangat mengesalkan, gara-gara 1 pembimbing skripsi yang mengatakan suatu hal -yg kayaknya tidak masuk akal bagiku- kalo udah baca proposal skripsiku. Memang sih suasana ngobrolku “un-official” tp kok ya enak banget ngomong’y. Padahal, semua yg dia anjurkan sudah saya akomodasi dalam beberapa hal di latar belakang, ex: need assesment research. Beliau pernah mengusulkan hal itu tapi sudah saya lakukan, eh, tau2 di bilang hasil research saya gak cukup mendukung, alasannya apakah nanti produk penelitian saya bisa digunakan di t4 penelitian saya!
Halo..apakah dosen itu paham dgn penelitian pengembangan? Kok tau2 saya disuruh mengukur kesiapan t4 penelitian saya, udah jelas2 kan kalo penelitian pengembangan saya ini berorientasi produk, jd kalo untuk mengukur kelanjutan’y ya buat penelitian lagi. Kan disemanasi produk aja blum dilakuin kok dah digituin, gmn gak emosi nih!
Apakah karena tema skripsi ku menjadi terobosan baru di dunia keilmuan akademik ku tp basi di dunia umum (maaf narsis) terus dgn seenaknya diplintar-plintir. Halah capek nulis di HP, POKOKNYA HARI INI HARUS…

Wednesday, July 1, 2009

Sang Pejuang

Ditulis oleh faizmh™ di/pada April 14, 2008

Hari sudah mulai terang,orang-orang sudah mulai menggelar barang dagangannya disamping kamarku. Karena kebetulan kamarku berada disamping pasar tradisional. Sayup-sayup terdengar suara yang seringkali menyadarkan aku ketika ku melamun. Suara perempuan yang selalu membangunkan aku.


“Sayang, bangun dong! Katanya hari ini mo jalan-jalan!?” Tria berusaha membangunkan aku.


Kalimat itu seakan membuat otakku merespon dengan cepat menyuruh mata ku untuk terbuka. Perlahan ku buka mata ini. Tak ada siapapun disamping ku. Beberapa saat aku berusaha mencari asal suara itu. Kosong. Tidak ada siapa-siapa.


Mata ku langsung tertuju pada jam di samping tempat tidur.

“ah…jam 5 pagi” pikirku.

Tak lama berselang, suaara ketukan pintu itu muncul.

“Faiz, bangun! Udah jam 5, katanya mau ketemu dosen!”

Itu suara teman kost ku, dia memang seperti weker dalam ujud manusia. Pasalnya, dia setiap malam tidak pernah tidur, dan jika kita meminta dibangunkan jam berapa pun, dia pasti ingat dan bakal membangunkan.

“Iya, makasih Bro!” jawabku


Dengan otak yang belum terisi penuh, segera ku langkah kan diri ini menuju kamar mandi. Melakukan ritual yang kadang malas aku lakukan, mandi.


————- * —————-


Rambut tersisir, celana kain, baju kemeja, parfum lacoste yang tak pernah lupa ku pake, sudah terpasang di badan. Si Biu sudah dipanaskan, ini nama motor yang selalu menemani aku bermetamorfosis sampai sekarang. Target pertama pagi ini adalah menuju kampus.


Jam 7 tepat, aku sudah di kampus. Aku sengaja dating lebih awal dari janjian ku dengan Dosen pembimbing skripsi ku, Aku Cuma menunggu moment sarapan senyum di pagi hari ini. Aku menunggu senyum Bintang.


Tepat jam 7 lebih 3 menit 10 detik, dia datang tergesa-gesa menuju kelas kuliahnya.


“Selamat pagi kak faiz!” Dia menyapa sambil tersenyum


“Selamat pagi rasi, dah masuk kuliah ya?” Ku jawab dan bertanya.


“Iya nih, dah masuk jam setengah tujuh tadi, duluan ya!” di lari


Ah…senyum itu, kupandangi dia dari belakang sampai dia akan naik tangga dan tak terlihat lagi. Nah, moment ini yang paling ku tunggu. Dia tersenyum 3 detik padaku dan naik tangga. Wah…dahsyat!


—————- ** ——————–


Oiya, sampai lupa ku perkenalkan diri ku.

Nama ku Faiz Ramadhan, mahasiswa Bimbingan dan Konseling di UNY, semester 10 yang saat ini sedang melaksanakan skripsi. Tak ada yang tak kenal dengan aku, terutama sejak peristiwa yang benar-benar tak terduga itu. Peristiwa yang menjadi titik balik aku seperti ini. Menjadi seorang Faiz Ramadhan.

Tentang tangkai yang kucuri buatmu (sebuah tulisan yang kutemukan di kompi)

Ditulis oleh faizmh™ di/pada Juli 1, 2008

Apa khabar? 

Sore ketika aku tulis ini, udara agak sejuk, setelah siang seperti biasa menghantam kepala dengan denyut pening dan bau asap knalpot. Barangkali kamu tidak mengalaminya, jika aku pada posisimu mungkin aku juga akan pilih tetap di ruang ber-AC itu, dulu pun sesekali jika melempar pandang ke luar, suka begidik dengan panas yang terlihat begitu garang. Sepertinya siang tidak cuma siap menggoreng tubuh kita, tapi juga pikiran dan hati. Tambahkan asap jalanan, deru mesin, dan teriakan orang riuh, maka tak seorangpun yang kelaparan di jakarta akan bisa menenangkan hatinya dengan mudah.
Pada saat itu, aku ingin segera berlari ke kamarku. Hm, kamarku tidak sesempit kamar kostku yang dulu. Aku bisa lebih nyaman berteduh, lari dari panas jalanan. Dulu, kamarku tidak seperti sekarang. Kecil, cuma buku, CD program dan berkas2 berserak. Tapi sering aku temukan pikiranku lebih mudah bekerja diantara serakannya. Seperti suasana carut marut yang suka bikin rindu. Kamarku dulu ada beranda kecil, yang jika sore hujan gerimis sering menggiring rasa ‘nglangut’. Malamnya aku bisa nongkrong di atas genting, sesekali menghirup kopi panas, sementara hujan sore yang sudah berhenti mungkin masih menyisakan bau tanah basah.Hm…, Tuhan kita itu, begitu mudah mengirimkan puisi keangungan-Nya pada saat seperti itu. Dan biasanya rasa syukur jadi begitu mudah diucapkan. Kamar kecilku yang lama, mungkin aku pernah cerita sesekali, dan 5 tahun aku tinggal di tempat itu dengan bahagia, :)
Aku tidak menyangka kemudian aku bertemu kamu. Tentu bukan suatu kebetulan. Rasanya tidak ada yang begitu tiba-tiba. Tapi memang segala sesuatunya terjadi begitu saja. Ada yang kemudian terasa hangat dan dekat. Kamu bilang, aku berhasil menjebakmu. Aku rasa tidak demikian, aku bahkan yang merasa terjebak dengan pesonamu. Aku tidak menyalahkanmu, karena toh itu aku lakukan dengan sadar. Apakah kemudian kita beroleh kegembiraan? Aku tidak tahu pasti, tapi jika yang kamu maksud dari rasa dekat, ‘ya’. Tapi aku juga bisa merasakan kegetiran itu. Kita ada di dunia normal yang tidak menghendaki cara seperti itu. Hidup hanyalah menunda kekalahan, begitu kata Chairil Anwar. Kamu percaya itu?
Apakah cinta? Apakah bahagia? Mungkin kita bukan jenis yang pandai bersyukur. Hingga tidak semua isyarat cinta-Nya bisa kita terjemahkan dengan sempurna. Aku masih ingat bibirmu yang mengeluh ragu ketika kusentuh pertama kali. Kita sudah melampaui batas dunia dan angan-angan. Begitu ingin rasanya kubenamkan rinduku di dadamu, kita hirup semua napas tualang.
Aku tak pernah berani bermimpi apapun tentangmu, sudah aku buang keberanian semacam itu. Dulu aku percaya semua angan, petir yang bisa menyambar dimanapun, lalu kita bisa mengejarnya tanpa peduli apapun. Ah, itu cuma nonsens, hanya ada di buku roman picisan. Pada saat ini, kita sedang bertempur dengan rindu jahanam, mencoba terus bertahan setia. Meski kamu anggap aku lebih mudah menanam dan membuang mimpi kapanpun, aku bukan seperti itu. Barangkali kamu akan mencibir sinis saat ini. Kalau saja aku bisa seperti itu. Aku sedang mencoba menanam bunga di kebun kecilku. Semua hanya untuknya. Tidak, kamu tidak mencurinya, karena aku sendiri yang mencurinya beberapa tangkai ketika aku antarkan padamu waktu itu.
Jakarta sudah mengubah kita jadi semacam ini. Barangkali kita adalah parodi. Sebab sementara dunia sekitar kita begitu riuh, nanar dan gugup dengan demokrasi dan Jakarta terus sibuk membunuh hati orang2 di perutnya, kita malah lari. Ada sebuah ruang dimana kita kemudian tak merasa cukup lagi bicara. Ketika kegetiran dan rasa gamang malah membuat kita serasa begitu dekat. Ketika kita sadar, segalanya seperti sudah terlambat. Perasaan asing itu, sudah menyelusup begitu jauh. Tak semudah yang kita perkirakan ketika harus membuangnya.
Maafkan aku. Di luar jendela, langit kelam, tak ada bintang. Barangkali sebentar lagi hujan, tak akan kulihat lagi senyummu, merekah sempurna seperti ketika kukenal pertama dulu. Kali ini tak ada lagi puisi, tinggal sangsi dan rindu yang makin basi. 

Jakarta, Mei 2001
-wanderer- 

nb: aku sedang menutup tulisan ini, ketika sms datang darimu, tentang rindu yang asing itu. Adakah masih kukirimkan getar terlarang itu padamu, sayang?
“Sorry…, but I miss you”. I am missing you too, dear.

Selamat pagi sayang…(sebuah tulisan yang kutemukan dikompi dikka)

Ditulis oleh faizmh™ di/pada Juni 3, 2008

Selamat pagi…
Pagi ini, cuaca bagus, aku bangun lalu mandi dengan rasa segar. Aku dengar suaramu kemudian, hm…, seperti bulu-bulu angsa lembut yang diusapkan ke muka. Hampir bisa kucium wangi parfummu, dekat sekali. Aku tidak tahu pasti, tapi menurutku, parfum adalah karya seni yang khas, aku yakin ada reaksi kimiawi tertentu, ketika parfum itu bersentuhan dengan keringat kita. Lalu seperti layaknya sebuah karya seni, wanginya pun menerbitkan imajinasi tertentu pada karakter pemakainya atau nuansa apapun yang menyentuh gendang rasa dan intelektual kita. Benar begitu? Hahaha, ini hanya sebuah intermeso, tapi baumu (kombinasi parfum dan keringatmu), selalu menyaran rasa dekat denganmu, buatku. 

Apa khabarmu pagi ini, sayang? Kemarin aku ketemu teman-teman dekatku. Setelah agak lama, akhirnya baru hari ini, bisa lagi kami berkumpul. Ah, tidak ada sesuatu yang istimewa atau spesial, kalau yang kamu tanyakan soal acara yang kami buat. Kami hanya masak bersama, duduk dan bicara apa saja. Tapi rasa dekat diantara mereka, suasana yang serba sederhana, atau obrolan yang itu-itu juga, selalu bikin rasa nyaman setelahnya. Jika sebuah akhir minggu kuhabiskan dengan cara seperti itu, denganmu, dengan keluarga atau dengan teman-teman dekatku itu, awal minggu berikutnya, aku selalu dapat energi baru yang lebih menggairahkan.

Persahabatan, aku pikir, bukanlah sesuatu yang perlu digembar-gemborkan. Perlu di deklarasikan dengan kata-kata eksplisit, bahwa itu sebuah persahabatan. Dan seperti anggur (minuman), kelezatannya makin tinggi, sejalan dengan bertambahnya waktu. Ada banyak sekali di persahabatan yang tidak perlu diucapkan selain dengan pengertian dan pemberian yang tulus. Aku, misalnya, tidak pernah merasa kehilangan eksistensiku, diantara teman-teman baik itu. Sementara itu, aku tidak merasa perlu, sedikitpun mencampuri urusan pribadi mereka, seperti juga sebaliknya. Pada saat tertentu, tanpa bicara pun, mereka sudah akan tahu apa yang terjadi padaku. Tidak ada yang kemudian jadi nonsense, dalam persahabatan. 

Bahkan sebuah pengkhianatan pun, kadang punya sisi lain yang bisa kita mengerti, seperti rasa sayang atau keterpojokan yang pahit. Selalu ada penjelasan untuk itu, dalam persahabtan,hampir tidak ada yang nonsense, atau setidaknya aku belum menemukan yang seperti itu. Ada di antara teman-teman dekat adalah seperti ada diantara keluarga kedua, dimana aku merasa tidak perlu ada yang ditutupi. Atau ketika aku tidak merasa perlu mengatakan sesuatu, tidak ada rasa kuatir karena itu. Tidak ada tuntutan untuk membuat semuanya jadi terbuka sama sekali. Yang ada cuma komunikasi yang intens dan rasa pengertian yang makin hari makin dalam.

Jika suatu kali, nanti kamu kenal lebih dekat dengan teman-temanku itu, aku ingin kamu tahu sesuatu. Jangan suruh aku memilih antara mereka denganmu. Diatas semua yang kuceritakan, I love u more…. Belakangan ini, tidak ada hari yang kulewatkan tanpa berpikir soal kita. Tentang partnership, tentang eksistensimu, tentang semua yang indah tentangmu di pikiranku dan kurasakan. Seperti juga semuanya, sayang, cinta adalah kerja. Bukan sesuatu yang jatuh dari langit dan kita terima bulat sudah jadi. Itu nonsense! Semua yang mulia selalu perlu kerja, dengan hati, tangan dan pikiran kita. Naif, bodoh dan konyol sekali, kalau kita cuma berdoa dan mengharap atas cinta yang indah dan mulia. Kita perlu kerja, kerja, kerja. Butuh totalitas untuk itu. Kita akan menghiasinya dengan ketulusan dan kerendahan hati. Tidak mudah bukan untuk sampai kesana? Tapi kita juga perlu bersyukur atas semua yang kita terima. Setiap pernik-pernik keindahan, setiap sesuatu yang menggembirakan hati, meski kecil, atau bahkan nampak percuma, mesti kita syukuri. Bersyukur dan berdoa, bukan berarti kita berhenti kerja. Cuma kerja yang bisa membuat hidup kita jadi lengkap dan berarti. Eksistensi kita menjadi utuh. 

Sudah kutanamkan beribu harapan atas kita. Selanjutnya cuma kerja yang kita butuhkan. Di sela-selanya kita selipkan doa atas ridla-Nya. Semoga tetaplah rasa sayangNya atas kita. Amiiin. 

salam
Kurnia Allah atas senyummu

Apa kabar? (sebuah tulisan yang kutemukan di kompi dikka)

Ditulis oleh faizmh™ di/pada Juni 3, 2008

Apa khabar?

Kutulis surat ini, sementara kubiarkan senyummu sesekali lindap di belakang benakku. Ingin kutulis semua yang tak satu potongpun bisa kusampaikan langsung padamu. Ketika tidak mungkin lagi aku menyentuhmu di luar bayangan yang ada di kepalaku sendiri. 

Aku harus berhenti sejenak dari perjalanan kali ini, my solitary journey, perjalanan menemukan apa yang berharga dari hidup. Karena tiba-tiba ada yang terasa begitu dekat dan indah, membuncah-buncah di kepala dan dada, dengan kehadiranmu. Sampai batas tertentu aku tetap saja begerak antara superego, ego dan pertanyaan-pertanyaan yang harus aku jawab sendiri tentangmu. Dan sebuah ide yang tidak hanya bermakna tunggal. Tapi itu tidak mungkin lagi. Eksistensiku tidak punya arti apa-apa lagi buatmu, jika aku tetap bertahan seperti yang sering terlalu indah kubayangkan. Selalu saja kemudian aku merasa begitu tolol menafsirkan semuanya. Tidak pernah selesai dengan kalimat-kalimat pendek dengan satu kesimpulan.

Kita tak punya cukup mantera untuk menyihir dunia mimpi yang indah ini terus menerus. Kita bahkan kehabisan kata, lalu sesekali akan terucap bahwa cinta kita mungkin “nonsens”, pun rindu yang pahit ini. Dan aku tidak bisa bertahan pada batas mimpi dan kenyataan. Tak ada ruang, untuk menggemakan rindu yang menggigil, memanggilmu untuk datang. Seorang penyair menulis:
….
bukankah matahari telah bersalin dan
melahirkan kenyataan yang agak lain?
dan sebuah jadwal yang lain?
sebuah ranjang & ruang rutin, yang setia,
seperti sebuah gambar keluarga
(dimana kita, berdua, tak pernah ada?)


Bukankah kita sering kemudian lantas jadi lebih mudah lupa dan memaafkan? Oh tidak, barangkali kali ini bahkan tidak ada maaf. Tidak untuk sesuatu yang sekonyol yang bisa kubayangkan dari orang yang melihat tentang kita. Di sela-sela kode-kode program yang aku tulis, seringkali gemerlap pikiranmu atau kerling matamu menyelinap, membuatku mesti berhenti sejenak, sekedar menyeka peluh. Betapa susahnya ternyata, melakukan apa yang sering aku tertawakan sendiri, melupakanmu…

Tapi kamu tak perlu kuatir, ada mekanisme tertentu padaku yang diturunkan dari tradisi. Dimana pada tiap jebakan kebuntuan rasa dan nalar, aku melarikannya dengan menertawakan diri sendiri. Ah, betapa konyolnya…! But It works. Tidak semua hal memang bisa dijelaskan dengan sempurna: kenapa atau bagaimana. Kadang tetap saja tinggal seperti itu, apa adanya. Seperti karang dan lokan di laut sana, begitu saja ada, entah untuk apa disana, dan kita bisa menerimanya.

Aku mencurigai pikiranku sendiri. Seperti aku bilang, aku bisa jadi subversif dengan semua pikiranku tentangmu, misalnya dengan melepas semua atribut yang ada padamu, dan merampokmu habis-habisan. Kenapa setiap pikiran tentangmu singgah membenturi jidatku, aku selalu bilang sendiri, ah…semuanya akan baik-baik saja. Dan aku lihat semuanya jadi begitu manis, terlalu mengesankan untuk begitu saja dilewatkan. Aku senang bahwa itu karenamu. Tapi tentu aku akan lebih bahagia, kalau itu karena rasa syukur yang tak putus-putusnya pada-Nya, the Ultimate Love. Ini bukan ungkapan formal, karena aku memang lebih suka menyimak isyarat cinta yang dikirimkannya dari setiap bulir gerimis yang memerciki kaca jendela, di sebuah senja yang sederhana. Kalau saja bisa kukirimkan potongan senja seperti itu ke setiap orang yang aku cintai. Kalau saja ada sebuah ruang tanpa batas dimana rindu dan cinta bisa menggema sempurna, barangkali tak akan ada yang begini pahit, atau serasa percuma saja. Meski kita berdua tak ada disana.

Aku tahu ini cuma sepenggal perjalanan panjang yang mesti kita lewati. Setiap orang sedang menuju ke suatu tempat dengan caranya masing-masing. Pada tiap penggalan kita susun jadi bilik di sudut hati tempat kita mengais-ngais hikmah. Tidak ada yang salah dengan semua yang serba sederhana kita pahami, semua yang nampak percuma tapi bermakna. Kadang justru perasaan luar biasa itu, adalah bentuk ketakjuban pada sesuatu diluar kita, something we felt beyond ourself. Orang bijak bilang, butuh lebih banyak ketulusan dan kerendahan hati untuk mengapainya. Jadi? adakah yang lantas luar biasa karenanya?
Bahkan sajak sempurna adalah kesenyapan itu sendiri.
Sesuatu yang menyelinap diam-diam, dan kita memahaminya meski tanpa diucapkan.
Seperti sebuah eksistensi
juga cinta

semoga kurnia Allah selalu buat senyummu
salam

Hanya untuk senyummu (sebuah tulisan yang kutemukan di kompi dikka)

Ditulis oleh faizmh™ di/pada Juni 3, 2008

Aku pasti sudah sering menyebut sesuatu tentang hujan, hm… tepatnya gerimis. Aku tidak tahu bagaimana asal mulanya, tapi ini sebenarnya mungkin sudah lama. Dulu aku tidak pernah sadar benar, bahwa gerimis bisa menghadirkan pesona seperti itu. Di kamar kost-ku yang kecil dan pengap itu, depannya ada beranda kecil, dimana aku bisa duduk di depan pintu atau berdiri di depan jendela kamar menikmati gerimis. Tuhan adalah pencipta yang penuh ide. Dibuatnya sebuah siang merangkak menjadi senja dengan gerimis, sementara aku bisa duduk dekat jendela, dengan segelas kopi panas dan jazz ringan di belakang… hm. Bisakah kamu bayangkan itu? Pada saat seperti itu, aku begitu penuh. Aku duduk diam, bicara dengan gerimis, tentang banyak hal, semua yang imajinatif atau nyata. Pesannya begitu jelas, Dia susupkan pelahan selimutnya di sela taburan gerimis, juga bulir-bulir yang merayap. Rasa damai itu merayap pelahan, mengisi seluruh kamar sampai sudut-sudut hati, sambil menebar bau tanah basah. Kalau kita pejamkan mata, sambil menghitung semua yang bisa disyukuri, damainya hampir seperti ketika jam-jam senyap senggang, kita meniti tasbih.

Sejak itu, setiap gerimis selalu membangkitkan kembali suasana ritmis mistis. Aku bisa membentangkan sayap-sayap mimpiku ke dunia nyata. Aku bisa mengulang lagi pelajaran mengeja bahasa yang tak punya kata. Hanya melibatkan perasaan, pikiran dan getaran-getaran purba. Jangan campur adukkan imajinasi dengan prasangka. Kita adalah cermin eksistensi-Nya. Karena kita adalah dunia. 

Pada tiap penggalan perjalanan, seperti itu, aku bisa mengukurnya dengan getaran yang sama pada waktu yang lain. Seperti ketika hujan malam, dengan segelas besar kopi panas buat kami bertujuh, di sebuah ruang yang sempit di sebuah sudut Bandung yang lusuh. Aku dan teman-temanku tidur berdesakan. Hanya berdehem-dehem, lalu ketawa kecil. Biasanya karena menertawakan ketololan kami sendiri. Ada banyak yang bisa diceritakan, aku juga pilih diam. Cuma ada dingin menggigit, ruang sempit dan mimpi tentang cinta yang sengit….:) 

Aku sering tidak mengira bahwa mimpi bisa jadi sesuatu yang begitu kita perhitungkan. Sebut saja misalnya soal asosiasi bebas itu, :). Lalu orang bisa seperti berhadapan dengan puisi. Jika sajak hanyalah usaha menafsir gerak daun jatuh, maka membaca sajak, adalah mengeja tafsiran maknanya. Gerimis adalah sajaknya, dan duduk di depan jendela seperti yang kuceritakan, adalah caraku membacanya.

Kelak sayang, akan kuceritakan kembali apa yang kubaca dengan caraku. Aku tambahkan potongan-potongan rinduku di sela-selanya. Seperti isyarat yang selalu kukirimkan. Padamu sayang, ketika kita jauh seperti ini, kubangunkan bilik yang kuisi dengan kristal-kristal kata. Tak akan ada lagi yang kubiarkan terlalu jauh berjalan lalu terjatuh dalam hujan. Hanya untuk senyummu. 

Semoga kita masih bisa terus berdamai dengan waktu. 

Kurnia Allah atas senyummu
salam

Faiz Takut Jatuh Cinta?!

Ditulis oleh faizmh™ di/pada Mei 27, 2008

Hahahaha…sengaja aku nulis dengan judul kayak gini, soalnya aku tuh jadi inget tentang sinetron dengan judul “Siapa Takut Jatuh Cinta?!”…nah…faiz mungkin hampir sama dengan apa yang hampir terceritakan dalam sinetron itu…

Kenapa?! begini ceritanya…beberapa bulan yang lalu, aku sempet berbincang-bincang dengan perempuan yang sedang sharing tentang mata kuliahnya. kebetulan itu mata kuliah itu adalah BK keluarga dan dia tanya tentang sosok pasangan yang ideal…entah kenapa aku langsung menceritakan kriteria-kriteria yang itu adalah tentang aku…hahahaha….misal, setia, bertanggung jawab, dll…pokoknya sosok pasangan ideal deh…

Nah singkat cerita, entah kenapa aku jadi kayak ada “sesuatu” ketika menatap dia…kayak ada soulnya..hehehe…nah dari perbincangan itu mulailah pendekatan yang mungkin berbeda dengan yang lain…atau mungkin bisa dikatakan standart banget deh…mulai dari tukeran nomor, trus aku sms, dan yang setelah hampir 5 sms baru dibales…nah, padahal setelah itu dia gak pernah bls sms ku lagi….

singkat cerita, minggu kemarin aku tuh sms dia yang isinya kenapa sih kok sms ku gak dibales dan sebuah ucapan terima kasih karena udah baca sms ku…nah, setelah 2 hari dari itu…dan dipagi itu dia senyum sama aku, dan dia mengucapkan…”pulsa ku abis!”…just that word…

nah dari itu aku jadi kayak gimana gitu…kayak takut…hah..capek aku kayak gini terus

PUISI YANG PERNAH BUAT NEMBAK CEWEK

Ditulis oleh faizmh™ di/pada Mei 9, 2008

HANYA SATU


Hanya satu orang yang mampu membuatku menunggu

Dalam rerimbunan pohon yang bergoyang lembut disapa angin

Ataupun ditengah padang pasir yang tak kenal dingin

Meskipun ku tahu ada kekeringan tersebar


Air memberi kesejukkan bagi yang kehausan

Api memberi kehangatan bagi kedinginan

Angin memberi kelembutan bagi yang kepanasan

Rasa sayang memberikan segalanya


Bulan kadang engan menampakkan kejelitaannya

Ia memilih diam di dalam tahtanya

Namun sinar redupnya mampu menembus kegelapan sukma

Bisakah kita memancarkan sinar kasih sayang yang sama?

Untuk diri kita maupun untuk semua hamba-Nya?


Ada asa yang terajut dalam hati

Terangkai oleh tali yang lentur namun lembut

Yang diharapkan mampu menahan segala cobaan dan rintangan

Meskipun jarak dan waktu terentang diantara kita


23 Maret 2000

TETRALOGI KERINDUAN FAIZ

Ditulis oleh faizmh™ di/pada Mei 9, 2008

PAGI KERINDUAN


Saat ku tatap terbitnya matahari 

Yang kuinginkan hanya ingin bertemu

Menatap bening wajahmu disana

Tuk menghilangkan pagi penuh kerinduan ini


Graha Sabha Pramana, 5 Desember 2001, 05.45 WIB



SIANG KEHANGATAN


Matahari bersinar kembali tatkala hujan mereda

Pelangi mulai menampakkan jelitanya

Wajahmu kembali terukir disiang ini

Hangatkanlah diriku di siang kehangatan ini


Kamar Syech, 16 Februari 2002



SORE PENGHARAPAN


Sore ini, hujan mulai menampakkan diri

Membasahi diri yang rindu padamu

Kekangenanku pada kekasih tampak di langkahku

Hanya ada satu yang kuinginkan saat ini

Temani diri ini di sore pengharapanku


Kamar Syech, 16 Februari 2002



MALAM KEBAHAGIAN 


Akhirnya, saat yang kutunggu itu datang

Kerinduanku kini telah hilang bersamamu

Dirimu yang selalu kubayangkan setiap waktu

Kini hadir di depan pelupuk mataku

Malam kebahagian itupun kini datang


Kamar Syech, 16 Februari 2002

PUISI LAMA YANG KUTULIS UNTUK CALON PACARKU (Nanti, belum ketemu nih!)

Ditulis oleh faizmh™ di/pada Mei 9, 2008

UNTUK MUTIARA


Telah kucari dirimu hingga.kini

Telah kulihat cahaya merekah

Ingin ku bawa dirimu

Tuk menghiasi keindahan

Entah kenapa baru sekarang ku temukan

Tak kan ku buang kesempatan ini


Kamar Syech, 6 Januari 2002

PUISI YANG MENURUT KU ROMANTIS

Ditulis oleh faizmh™ di/pada Mei 9, 2008

Aku tak mencintaimu,

kecuali karena kamu mawar atau melati,

atau, panah bunga carnation yang membara ketika ditembakkan


Aku mencintaimu seperti benda tak terlihat yang harus dicintai

Dalam rahasia, antara bayangan dan jiwa

Aku mencintaimu tanpa tahu bagaimana, atau kapan, atau dimana

Aku mencintaimu begitu melihatmu, tanpa kerumitan atau kebanggan

Jadi, aku mencintaimu karena aku tahu tak ada lagi selain hal ini

Begitu dekat, hingga seakan tanganmu di dadaku adalah tanganku

Begitu dekat, hingga seakan ketika waktu kau menutup mata, aku pun tertidur

I LOVE U


PS: Pernah ku rasakan seperti ini, 

Maka, ijinkan faiz untuk jatuh cinta lagi, Tuhan!

Aku pasti akan……

Semuanya adalah seperti adanya….

Ketidaksempurnaannya mungkin adalah……ketidaksempurnaanku. 

Harapan dan doa adalah sebuah…
nyanyian hati ketika semuanya….
Hening.

Sajak Gandrung

Ditulis oleh faizmh™ di/pada April 9, 2008

Perkenankanlah aku mencintaimu seperti ini
Tanpa kekecewaan yang pasti
Meski tanpa kepastian yang pasti

Harapan yang setiap kali dikecewakan kenyataan
Biarlah dibayar oleh harapan-harapan baru yang menjanjikan

Perkenankanlah aku mencintaimu semampuku
Menyebut-nyebut namamu dalam kesendirian pun lumayan
Berdiri didepan pintumu tanpa harapan dan kau membukakannya pun sudah terasa nyaman
Sekali-kali membayangkan kau memperhatikanku pun cukup memuaskan

Perkenankanlah aku mencintaimu sebisaku

PS: Ku kutip dari Gus mus, This wrote for u goddes!!!

TERTULIS DEMI CINTA

Ditulis oleh faizmh™ di/pada April 9, 2008

Tertulis….

tertuliskah kata ini
demi makna arti sebuah kalimat

tersusunkah kata ini
demi melangsungkan kehidupan

sebuah kata bermainkah diriku
dengan kata bersujudkah arti sebuah kata

pada malaikat kecil didepan mata
sungguh kata yang menjadi kalimat sempurna

akhir kata kalimat ini kusimpan tanpa air mata
hingga tiada diakhir maya

maka kupersembahkan makna cinta
arti cinta yang kupunya
yang pernah usai dan tertunda

PS: gw dapat puisi ini, lumayan baguslah!!!

Faiz tak seberani yang kamu kira…

Ditulis oleh faizmh™ di/pada April 8, 2008

orang pernah bilang ma aku….wah, faiz tuh kok koyok boyo tho!?

hahaha…boyo dari mana, untuk ndeketin cwek yang ku senengin aja aku takut…

wah…mumet…tapi enak juga menikmati rasa deg2an kalo ada dia disana, kangen pengen ketemu alias cuma lihat doang…hehehe….wah, dan yang paling menakutkan itu kalo ngobrol ma dia….

oiya, aku jadi inget..eh.dah dulu ya…ada budi nih…

cu all

Bisakah aku menatap mu hari ini?!

Ditulis oleh faizmh™ di/pada April 7, 2008

sudah berapa hari aku tidak melihat mu?!

aku menunggu mu….

sudah berapa jam aku tidak melihatmu?!

aku rindu….

Tuhan, ijinkanlah aku untuk jatuh cinta

Ditulis oleh faizmh™ di/pada April 4, 2008

Pernah kurasakan seperti itu

Kini tak pernah lagi kurasakan

Rasa yang membuat hati ini berdetak kencang

Kerinduan untuk menatap dirinya

Kumohon Tuhan

Aku lelah menunggu….

Sajak jatuh cinta 1

Ditulis oleh faizmh™ di/pada Maret 31, 2008

Sudah ku ambil gambarmu dalam pikiran ku

Ketika kau ada disana

berdiri menanti hujan

Sudah ku ambil gambarmu dalam pikiran ku

Ketika kau ada di tengah biru mu

Sudah ku ambil gambarmu dalam pikiran ku

Ketika aku merasakan seperti ini
 

Sample text

Sample Text

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sample Text


SELAMAT DATANG

Ini adalah bagian dari website www.faizperjuangan.com, milik Faiz Mudhokhi. Sebelum menjadi Guru BK di SMKN 3 Yogyakarta, Faiz bergelut di dunia Marketing Communication, event organizer, dan creative concept event. Faiz ingin tetap bisa share dan diskusi dengan teman-teman tentang bidang yang tetap menjadi "kegiatan sampingan" Faiz. Silahkan berikan saran/pertanyaan melalui faiz@faizperjuangan.com